Perang Dunia II di Front Eropa Timur memasuki fase yang sangat menentukan antara tahun 1943 hingga 1945, ketika Sekutu, yang dipimpin oleh Uni Soviet, mulai memegang kendali atas jalannya konflik. Setelah bertahun-tahun berjuang keras melawan invasi Jerman, pasukan Soviet berhasil membalikkan keadaan, memukul mundur tentara Nazi, dan mengambil alih inisiatif strategis. Pada tahun 1943, pertempuran besar seperti Pertempuran Stalingrad dan Kursk memberikan pukulan telak bagi Wehrmacht, yang tidak hanya kehilangan sumber daya dan personel, tetapi juga kehilangan momentum yang sebelumnya mereka miliki.
Momen-momen penting di Front Timur, seperti serangan Soviet yang berhasil menembus garis pertahanan Jerman dan merebut kembali wilayah-wilayah yang telah diduduki, menandakan pergeseran kekuatan yang signifikan. Pada tahun 1944 dan 1945, pasukan Soviet melanjutkan serangan besar-besaran, dengan tujuan akhir menghancurkan Reich Ketiga dan merebut Berlin. Selama periode ini, perang di Front Timur bukan hanya menjadi ajang pertempuran militer, tetapi juga merupakan konflik ideologi dan psikologis yang menentukan nasib Eropa. Keputusan-keputusan strategis dari pemimpin-pemimpin seperti Adolf Hitler dan Joseph Stalin mempengaruhi pergerakan pasukan di lapangan, sementara keberanian prajurit Soviet menjadi pendorong kemenangan yang akhirnya mengarah pada jatuhnya Berlin pada Mei 1945. Konflik ini mengubah peta politik dunia dan menandai berakhirnya dominasi Jerman di Eropa, memberikan dampak yang mendalam bagi sejarah umat manusia.
- Penulis : Pat Nigel
- Penyunting : Krishna Y. Hertanto
- Ukuran : 14,8 x 21 cm
- Halaman : xii + 516